Moms pernah dengar gak, katanya plasenta itu adalah kembarannya si bayi? Plasenta itu harus dikubur, bahkan ada yg cara menguburkannya pun gak boleh sembarangan, mesti dimasukkan ke dalam kendi lalu ada ritualnya segala. Saya sendiri pun dulu setelah melahirkan Calvin juga menuruti saran orangtua untuk menguburkan plasenta Calvin. Tapi tetap di dalam hati, saya terus bertanya-tanya apakah plasenta memang harus dikuburkan?
Secara medis, plasenta merupakan sebuah perantara yang tumbuh seiring dengan berkembangnya janin dalam rahim ibu. Guna dari plasenta yaitu untuk menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan dari ibu pada janinnya, seperti oksigen, darah, dan nutrisi-nutrisi lainnya untuk melengkapi pertumbuhan janin. Jadi sebenarnya pada saat janin dilahirkan, setelah itu plasenta sudah tidak memiliki fungsi apa-apa lagi terhadap kehidupan bayi.
Biasanya sebagian orang akan menguburkan plasenta dengan berbagai ritual, ada yang diberikan beberapa barang tertentu sebagai simbol harapan orangtua terhadap si bayi. Nah, kalau sekarang di rumah sakit, malahan plasenta yang tidak diambil orangtua bayi akan dimusnahkan sebab dianggap sebagai sampah medis. Sebenarnya sih memang tidak masalah kalau plasenta tersebut dimusnahkan sepanjang kita percaya bahwa plasenta bayi kita memang benar-benar dimusnahkan. Soalnya plasenta itu bisa disalahgunakan lho Moms, karena plasenta memiliki jaringan yang bisa diekstrak menjadi bahan kosmetik, bahkan bisa dipakai untuk kloningan manusia karena memiliki stem cell yang merupakan jenis sel yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh. Belum lagi kalau rumor-rumor liar yang beredar di luar sana, yang katanya plasenta bayi bisa dijadikan sop herbal. Duh, ngeri kan Moms kalau plasenta bayi kita disalahgunakan begitu?
Oleh karena itu menurut saya, plasenta bayi kita sebaiknya dikuburkan saja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk cara penguburannya bisa disesuaikan dengan kepercayaan dan adat istiadat masing-masing. Nah tapi bila Moms mau menyimpan plasenta untuk keperluan medis jangka panjang, saat ini kita bisa menyimpan plasenta pada bank plasenta (seperti Cordlife Indonesia), namun yg disimpan hanya darahnya saja, dan sisanya sebaiknya tetap dikubur.