Aktivitas Preschool untuk Toddler

Manfaat Preschool

Saat anak mulai memasuki usia toddler (balita), yaitu 2 tahun ke atas, tentu lazimnya kita sudah harus mulai mencari-cari aktivitas yang tepat untuk menunjang perkembangannya sebelum masuk usia sekolah formal, yaitu SD. Begitu juga dengan Calvin yang saat ini sudah menginjak usia 2 tahun 3 bulan, saya pun mulai mencarikan dia tempat beraktivitas bagi dirinya di usia prasekolah ini.

Setelah menimbang sana-sini, akhirnya saya memasukkan Calvin ke dua tempat, yaitu Rockstar Gym dan BrainFit. Jadi di artikel ini, saya sekalian akan coba mengulas poin-poin plus dan minus dari masing-masing berdasarkan pengalaman saya pribadi (tidak ada maksud untuk menjatuhkan pihak mana pun, ya).

 

rockstar

Rockstar Gym

Tempat apakah ini? Apa melatih anak jadi seorang rocker? Tapi kok ada embel-embel gym-nya? Bukan ya, Moms… dikutip langsung dari informasi di situs resminya, Rockstar Gym (RG) adalah One Stop Kids & Teens Physical Education. Pertama kali berdiri di Indonesia dari tahun 2004, buat ibu-ibu yang sering ngemal pasti tahu karena RG memang banyak ada di mal-mal besar. Edukasi fisik yang diberikan RG ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri, social skill dan kebugaran tubuh anak. Ya boleh dibilang RG ini adalah tempat ngegym khusus balita, anak-anak dan remaja.

Kelas-kelas yang ada di RG menurut saya cukup beragam, mulai dari gymnastics, sports (basket & futsal), taekwondo, balet, modern dance, hingga yoga. Kelasnya pun ada yang buat untuk anak usia 1 tahun, lho! Intinya kurikulum pengajaran di RG ini sangat mengutamakan perkembangan fisik anak banget.

rockstar-gym-1466497544

Poin Plus:

  1. Melatih kemampuan motorik anak. Cocok banget buat anak yang sangat aktif atau untuk mendorong anak lebih aktif beraktivitas, ya karena memang yang diprioritaskan adalah olah fisiknya.
  2. Membuat anak lebih percaya diri di tengah kelompok besar. Meskipun dibatasi, tapi rata-rata jumlah anak di kelas lumayan banyak (paling sedikit saja sekitar 10 anak), jadi otomatis anak akan terbiasa beraktivitas di tengah banyak orang.
  3. Memperkuat bonding antara orangtua dan anak. Tidak ada cara bonding yang lebih baik dan seru dibandingkan kita ikut beraktivitas secara fisik dengan anak, bukan? Karena itu rugi besar kalau setiap kali anak ke RG selalu yang mendampingi adalah PRT / Babysitter-nya.
  4. Penyaluran bakat anak. Bila anak memang suka berolahraga atau dance, tentunya RG bisa jadi wadah beraktivitas yang tepat dan positif.
  5. Pilihan aktivitas yang beragam dengan jadwal kelas yang cukup fleksibel. Seperti yang saya tulis di atas, pilihan kelasnya cukup variatif dan kita bisa pindah hari untuk jadwal kelasnya kapan pun bila berhalangan.
  6. Berada di dalam mal. Untuk yang tinggal di kota besar, tentunya hal ini sangat memudahkan karena lebih nyaman dan praktis. Sepulang dari RG, kita bisa sekalian jalan-jalan, cari makan atau berbelanja barang lainnya.

Poin Minus:

  1. Aktivitas kelas tertentu terasa monoton, contohnya Baby Dance. Lagu yang diputar dan gerakan dance-nya nyaris sama dari minggu ke minggu. Memang mungkin tujuannya supaya anak lebih familiar dan hapal, tapi untuk Calvin dan beberapa anak sepertinya jadi membosankan.
  2. Kelompok yang relatif besar sehingga membuat interaksi antara anak dan teman sebaya dan coach-nya nyaris tidak ada. Seolah-olah seperti datang, beraktivitas bersama, selesai dan lalu pulang masing-masing.
  3. Terikat kontrak selama 6 bulan. Bila dihentikan sebelum masanya, akan kena penalti bayaran ekstra.
  4. Tidak jauh beda dengan aktivitas anak di rumah. Dalam artian untuk orangtua yang punya banyak waktu menemani anaknya di rumah, tentunya juga tidak jauh-jauh dari menyanyi, dance dan lompat sana-sini

 

 

web-logo

 

 

 

BrainFit

Nah, kalau RG tadi berfokus pada pengembangan fisik, Brainfit (BF) ini berorientasi pada perkembangan otak anak. BF ini masih relatif baru alias belum banyak orang yang tahu, meskipun sebenarnya sudah ada di Jakarta dari tahun 2006. Mereka punya 3 kelas yang berdasarkan kategori usia, yaitu: BrainFit Baby (3 tahun ke bawah), BrainFit Junior (3-6 tahun) dan BrainFit Scholar (7-18 tahun).

Calvin sendiri pastinya masuk ke kelas BrainFit Baby, dong. Yang unik mereka tidak mengajarkan materi seperti TK konvensional, yaitu anak langsung diajarkan angka atau huruf. Melainkan anak diberikan materi yang dapat mengembangkan kemampuan otaknya sehingga anak dapat memahami angka atau huruf dengan sendirinya. Caranya cukup sederhana, yaitu lewat permainan flash card, story reading, visual memory (bermain puzzle),  dan sebagainya. Yang unik, anak juga distimulasi sensoriknya melalui pengenalan tekstur yang berbeda-beda dengan medium pasir, clay dan water beads.

Brainfit-99-768x512

Poin Plus:

  1. Memaksimalkan kemampuan otak anak dengan cara seperti bermain. Seperti yang sudah dibahas di atas, anak tidak langsung diajari angka atau huruf namun melalui permainan yang interaktif
  2. Karena masih tergolong baru, BF menawarkan banyak promo (walaupun menurut saya juga masih termasuk pricey)
  3. Jumlah anak sangat dibatasi di kelas, sehingga saya merasa interaksinya sangat dalam dan personal
  4. Anak didorong untuk bersikap lebih mandiri. Bahkan saat lunch break, anak dimotivasi untuk duduk dan makan sendiri, lho dari bekal yang dibawanya.
  5. Sarana edukasinya cukup lengkap, termasuk adanya pasir dan water beads untuk stimulasi sensorik anak

Poin Minus:

  1. Untuk anak yang tidak terbiasa bangun pagi (termasuk Calvin), jadwal masuk kelasnya jam 09.15 lumayan bikin orangtua dan gurunya ekstra sabar. Karena anak  masih gampang mengantuk atau minta sarapan duluan di kelas. Saya perhatikan beberapa anak lain juga seperti ini namun saya juga sepenuhnya menyadari bahwa jam masuk ini mungkin sudah dipertimbangkan baik-baik. Karena saya diinformasikan sebelumnya BF menerapkan jam masuk yang lebih siang, namun konsekuensinya saat mendekati jam pulang di atas jam 12.00, justru anak-anak lebih mudah cranky karena lapar atau mengantuk.
  2. Bila anak sakit atau sedang berhalangan, tetap akan dihitung bolos. Ya karena kita sudah bayar di awal dengan paket yang termasuk jumlah kedatangan, tentu saja ini jadi merugikan sekali, hiks…
  3. Anak diwajibkan mengenakan kaos kaki yang beralas karet di bagian bawahnya. Kebanyakan orangtua (termasuk saya) tentunya cenderung memakaikan kaos kaki yang biasa saja daripada beli lagi, nah padahal kaos kaki yang biasa itu justru licin bila dipakai untuk beraktivitas di atas lantai parkit. Alhasil beberapa anak jadi mudah terpeleset, untungnya guru di kelas lumayan pengertian dengan membolehkan anak melepas kaos kakinya. Menurut saya sebaiknya, anak dibebaskan saja tanpa kaos kaki yang penting kakinya bersih (pengantarnya saja yang wajib berkaos kaki), apalagi riset-riset sudah menunjukkan anak usia bayi dan balita justru disarankan untuk bertelanjang kaki saat beraktivitas untuk lebih menunjang perkembangan motorik dan sensoriknya.

 

Jadi Pilih Tempat Preschool yang Mana?

Demikian, Moms, ulasan singkat dari pengalaman pribadi saya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk Moms yang ingin mencarikan tempat aktivitas preschool untuk Si Kecil, ya.

Untuk yang butuh informasi mengenai kedua tempat di atas, silahkan kunjungi situs mereka di bawah ini:

Rockstar Gym

BrainFit Indonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s